Sebagaimana dilaporkan oleh ESPN, penghargaan ini diberikan kepada pemain yang langsung bersinar pada musim pertamanya di MLS.
Namun, kriteria penilaian ini hanya berlaku bagi mereka yang datang ke MLS dari liga profesional lain, bukan pemain muda yang langsung menjadi bagian dari skuad utama.
Giakoumakis, yang didatangkan dari Glasgow Celtic pada bulan Maret tahun lalu, tampil mengesankan dengan mencetak 17 gol dan memberikan tiga assist dalam 27 penampilannya selama musim reguler.
Ia meraih dukungan sebanyak 45,8 persen dalam pemungutan suara yang melibatkan pemain, staf teknis klub, dan media.
Messi menempati posisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 27,3 persen, diikuti oleh Eduard Lowen (St. Louis City) yang meraih 15,4 persen suara.
Giakoumakis menjadi pemain ketiga dari Atlanta United yang meraih gelar ini setelah Thiago Almada (2022) dan Miguel Almiron (2017).
Kekalahan Messi dianggap wajar, mengingat dampak yang ia berikan kepada Inter Miami di MLS relatif terbatas.
Ia hanya tampil enam kali, mencetak satu gol, memberikan dua assist, dan sering absen dalam beberapa pertandingan akibat cedera.
Meskipun Messi membantu Miami meraih kemenangan dalam Leagues Cup pada bulan Agustus dengan menyumbang 10 gol dan satu assist, ajang tersebut tidak termasuk dalam penilaian MLS.
Meski demikian, mampu menempati peringkat kedua dengan jumlah penampilan yang terbatas merupakan pencapaian yang luar biasa.
Dengan absennya Miami dari babak playoff, peran Messi di MLS baru akan terlihat kembali pada awal musim 2024.