Lukaku, bomber asal Belgia, menjadi perhatian utama saat Roma menghadapi Inter di Giuseppe Meazza. Fans Interisti terus-menerus menyuarakan ejekan terhadap Lukaku sepanjang pertandingan, mengingat drama kepindahannya di bursa transfer musim panas yang lalu.
Namun, dalam pertandingan tersebut, Lukaku tampak kesulitan untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi Giallorossi. Selama 90 menit bermain, eks pemain Manchester United dan Inter Milan ini hanya melakukan 26 sentuhan pada bola dan tidak berhasil mencatatkan satu tembakan pun ke gawang lawan.
Kemenangan akhirnya diraih oleh Inter Milan berkat gol tunggal dari Marcus Thuram di 10 menit terakhir pertandingan, yang memastikan mereka kembali menduduki posisi teratas klasemen dengan keunggulan dua poin atas Juventus.
Daniele Adani, mantan pemain Inter Milan, menyatakan bahwa Lukaku tidak pantas disalahkan atas kekalahan tersebut. Ia mengkritik taktik defensif yang diterapkan oleh Roma yang seakan-akan membatasi peran Lukaku dalam pertandingan.
“Menurut saya, Lukaku adalah orang terakhir yang harus disalahkan,” ungkap Adani kepada BoboTV. “Pengaruhnya bukan berasal dari ejekan yang diterimanya, melainkan dari rencana taktik yang diterapkan oleh Roma.”
Adani melanjutkan, “Inter telah kehilangan poin dalam pertandingan melawan Sassuolo dan Bologna, yang sebenarnya bukan lawan sehebat Roma. Anda tidak dapat bermain sepakbola jika Anda bahkan tidak mencoba. Ini adalah hasil dari permainan sepakbola. Pertandingan sulit untuk dianalisis karena satu tim berusaha untuk menang, sementara tim lainnya bermain untuk tidak kalah. Ini adalah perbedaan antara bermain bertahan dan bermain untuk mengamankan area pertahanan sendiri.”
Dalam konteks ini, kritik terhadap Lukaku mungkin tidak sepenuhnya adil, dan yang perlu dipertanyakan adalah taktik yang digunakan oleh tim lawan untuk mengatasi permainannya.